Monday, November 14, 2011

I am speed, bercak merah di jalan

Monday, November 14, 2011

Ayo2..
yang besok ikut ABSEN*,
ndanc segera tidur..
Biar bsok  kesiangan n
bisa brgkt jam6 TET.
ok2.
J
*abdi pesantren, salah satu proker cssmora ITS.

Tapi karena waktu itu nonton filam lagi seru-serunya, jadi... akhirnya sampai kelar, aku tidur jam 24 lebih. Sebelum tidur aku posisikan alarm. Buat sholat shubuh dan cukup buat istirahatku. Bangun, duduk dulu buat ngumpulkan roh-rohku yang masih berkeliaran, lalu sholat shubuh. Karena waktu masih menunjukakkan pukul 5. Aku rebahan, masih ngantuk. Buat jaga-jaga, ku posisikan alarm di jam 6 kurang 15 menit. Dan aku sudah tak mungkin bareng dengan yang naik len.

Singkat cerita, setelah selesai mandi, kira-kira jam 6 lewat 20 mnt. Ada no. Tak dikenal menelponku. Ku angkatHp-ku.
aQ : “nui cpa?”
yang nelpon : “ kau akan kecelakaan di jln genjeran” katanya tiba-tiba.
aQ : “ WHAAAAAT?!” aQ terkejut
tiiit. Hp nya langsung dimatikan.
aQ : “ aaah, tidaaak ” jeritku sambil melempar hpku.
atu, atuut. Gimana nuii?. Aku mondar mandir g karuan dengan sesekali sambil ngaca. The end.
ok. g lucu...

Jadi, ku angkat hp-ku. Ternyata (anggap aj mr X) yang nelpon. Padahal aku udah ngarep yang nelpon ini  cew’ yang diam-diam menyukaiku, dan ingin menyatakan cintanya (pikiran frustasi para jomblo). Dia nanya apakah aku  udah nyampe’ di ponpes. Aku jawab belum. ternyata yang pake’ len jg masih belum berangkat. Tak lama kemudian, setelah aku siap buat berangkat. ada sms masuk ke hp-ku. yang ini no. Dengan nama

Mrs Y : “ gimana ron? Udah siap? Kalo masih lama ku berangkat duluan”.
gini, sebagaian cewe’ kan ada yang berangkat belakangan karena masih ada yang perlu disiapkan. Dan kami janji berangkat bareng.
ku balas :  “ya. Duluan aja”.

jangan berpikiran aneh-aneh karena aku tak mau berangkat bareng. Perutku minta di isi dan kalo berangkat bareng, kemungkinan aku tak akan bisa ngebut. Maaf, aku punya kebutuhan biologis pada yang cepat-cepat.

               “ speed. I am speed”
                                            -lightning mcQueen-

Setelah terisi,  Kira-kira jam 7 kurang serempat, kini saatnya untuk berangkat. singkat cerita, aku sampai di jalan genjeran. Mulai dari awal berangkat, aku sudah merasakan akan ada ‘sesuatu’ yang terjadi. Firasatku rasa pahit (g enak). Ada hal gelap yang menyertaiku. Biasanya pada saat ini, aku baca sholawat nariyah, maaf. insyaAllah, siapa aja yang baca sholawat akan diselamatkan perjalannya. Tapi entah kenapa, waktu itu terbersitpun tidak. Terahir aku lihat speedometerku menunujukkan angka 80, yaitu saat ketika ku ganti ke gigi 4. Ku lajukan lagi motorku, meliuk-liuk menyalip mobil dan motor. Aku melaju di jalur kiri jalan. tiba-tiba,  ada motor yang memutar arah dari arah sebaliknya, meminggirkan motornya langsung ke kiri, tak noleh, tanpa reteng, tanpa aba-aba. Aku bunyikan klaksonku keras-keras. Aku dalam keadaan sangat cepat  dan kami begitu dekat. Ngerem tak akan cukup. Aku yakin bisa melewatinya. Sepersekian detik aku liukkan motorku ke kiri tapi dia juga mengikutiku ke kiri. Lalu.

BRUUUUUK!!!!!!!!!!!. 

SLAASH, cahaya putih menyergapku sekejap. Ketika kembali normal, aku sudah terseret jauh ke depan posisi miring kanan, bersama motorku. kepalaku terseret di bawah dan karena ku tak memakai helm teropongku(helmku lagi dipinjem) dan hanya memakai helm yang sudah butut(maaf) tanpa kancing dan bukan SNI. Helmnya ahirnya terlepas dan pipiku juga ikut tergores. dalam posisi terseret itu aku lirik ke belakang melihat keadaan yang ku tabrak-tak jelas dan aku bersedih dengan keadaan motorku yang terseret. Motor ini adalah partnerku. dialah yang mengatarku kemenapun, teman perjlananku yang paling setia. dia sudah menjadi bagian hidupku. Dan ku beritahukan satu rahasia penting. MOTORKU JUGA HIDUP, sama seperti apapun yang ada di dunia ini. Termasuk sesuatu yag kita sebut barang itu. Mereka semua bertasbih. Dan kadang kita memakainya tanpa  beradab. Tanpa mempedulikan bahwa mereka juga bisa menangis. Jadi, jangan salah mengira ketika aku menaruh barang-barangku seolah tak tersentuh, apalagi motorku. Aku cuman kurang percaya orang lain juga akan mengerti. Ok. balik lagi.  Setelah berhenti terseret, aku bangun dan ku berdirikan motorku. Ku matikan mesin dan kuambil kuncinya. Sedikit terseok. Aku berjalan ke arah orang yang ku tabrak. Dia juga berdiri, di bantu orang. Aku tak tau tepat umurnya, laki-laki paruh baya tanpa uban. Astaghfirullah. Dahi sebelah kirinya luka. Dan darah mengalir dari situ. Ketika tertabrak dia langsung jatuh bersama motornya, tanpa terseret. Dan kepalanya terbentur. Aku sendiri, Alhamdulillah cuman tergores disana sini seperti kecelakaan bekendara pada umumnya. Setelah berembuk. saya salah dan bapaknya juga salah. Dan karena bapaknya butuh perawatan. di putuskan kami berdua pergi bersama-sama ke rumah sakit memakai becak. aku akan betanggung jawab atas apa yang tlah ku perbuat atau kalian boleh menyebutnya terpaksa. pada hari itu, banyak yang benar-benar ku pikirkan. Meskipun sebelumnya pernah terpikirkan, tapi lagi-lagi, kita tak akan pernah benar-benar mehaminya ketika kita belum merasakannya. Lalu, izinkan aku sedikit membaginya dengan kalian.

1.    Helm itu sangat penting. Apalagi dalam keadaan genting seperti kecelakan. fungsi helm itu bukan hanya pelindung rambut dari polusi atau pelindung kulit dari sengatan sinar matahari. Lebih dari itu, pelindung bagian paling vital dari tubuh kita. Lagi-lagi, kau tak akan benar-benar memahaminya ketika kau belum merasakannya. Jadi, jangan salah paham dengan polisi yang nelang kita karena tak memakai helm, itu benar-benar untuk kebaikan kita. Meski ada juga yang salah menjalankan wewenangnya. Dan jangan salah paham juga dengan adminitrasi negara yang berbelit-belit. Helm aj harus SNI. Terlalu mempersulit. Tak penting. Maaf, tapi itu penting bung. Karena dengan memakai helm SNI, kepala kita benar-benar terlindungi. Itu benar-benar standart yang harus terpenuhi. Meski, memang ada juga administrasi yang tak masuk akal berbeli-belitnya. Tapi, itu mungkin karena kita kurang memahami apa fungsinya. Dan tak mengetahui betapa sulitnya membuat peraturan. Jadi, Karena kita tak pernah tau kapan kecelakaan itu akan datang. Lindungilah diri kita sebaik mungkin. Dan jangan lupa, helmnya di kancingkan.

2.    Terpenuhinya syarat berkendara itu juga sangat penting. Sebut saja SIM. Bagi pengendara, SIM itu memang harus dimiliki, Dengan cara yang benar tentunya. Ini berpengaruh pada psikologi berkendara kita. SIM merupakan standart terpenuhinya pengetahuan kita akan rambu-rambu dan bagaimana baiknya berkendara. Seperti : membunyikan klakson, menyalakan lampu reteng saat akan berbelok dan menyalip, merupakan sinyal bagi pengendara lainnya. Itulah cara kita berkomunikasi saat berkendara. dan lagi, SIM merupakan standart bagaimana kesigapan kita dalam mengendalikan kendaran, Dan sangat dibutuhkan dalam keadaan genting. Ya, pengetahuan dan kesigapan  itu memang tak hanya dimiliki mereka yang memiliki SIM. Dan yang memiliki SIM pun belum tentu memiliki’nya’.

3.    Kalian boleh berkendara dengan cepat, meliuk-liuk menyalip kendaraan lainnya. kita punya kebutuhan, kesibukan kita masing-masing dan kita tak akan mau di belakang terus-terusan. tapi lakukan semuanya dengan benar. Perhitungkan semuanya, bagaimana kau akan menyalip, berapa  kecepatanmu dan yang juga penting adalah kondisi mu dan kendaraanmu. Dan teman-teman mesin akan lebih paham. Ok, misalkan saja ni. Gear rantaimu rada melenceng dari keadaan normalnya atau bisa juga pelek motormu. Saat kau berbelok, kau tak akan mendapatkan momentum sesempurna daripada keadaan normal. Selain ini, yang penting juga adalah keaadan kendara lain di sekitarmu. Kau harus punya sensing atas keaadan sekitarmu. Jangan sampai kau membahayakan pengendara lain. Tanpa kriteria ini, kau hanya pengendara ugal-ugalan.

Ahirnya, yang paling penting adalah kesadaran kita. Kesadaran kita untuk mengerti dan memahami. Bukan nyawa kita sendiri yang kita bahayakan saat berkendara tanpa kesiapan, Melainkan juga pengendara lain. Dan nyawamu sendiri itu juga bukan semata-mata nyawamu. Ingatlah orang tuamu, keluargamu serta orang-oramg yang menyayangimu. Bukankah untuk mereka kau berjuang dan hidup. Ya, Aku tau kita bebas, kita bebas melakukan apa pun. Dan bebas adalah hak kita. Tapi ingat, kebebasan sendiri itu juga ada area yang kau tak boleh memasukinya. Apa?!, argumenku kontradiksi. Secara logika sepertinya memang kontradiksi. Tapi aku lebih suka menyebutnya mengerti, menghargai dan toleransi. Inilah kehidupan. Kadang perlu mengurangi kekakuan logika kita untuk memahaminya. Logika memang tak salah, tapi ego kita yang perlu di redam.

Ingat, dalam setiap kondisi ada kemungkinan terburuknya. dalam berkendara, kemungkinan terburuknya adalah kecelakaan dan dalam kecelakan, kondisi terburuknya adalah mati.  Perhitungkan itu baik-baik. Ada satu lagi.

4.    Kejadian dalam kehidupan ini tersusun dengan detail. Semuanya tlah terencanakan dengan rapi. Dalam kasusku. Kalau saja ketika di jarkom agar cepat tidur, aku langsung tidur, shubuhnya mungkin aku tak akan rebahan lagi, tak akan molor waktu dan staminaku akan fit. Atau, ketika aku di telpon sama mr. X dan misalkan saja aku minta agar kita bareng aja, ceritanya pasti akan lain. Aku tak akan santai-santai dan pasti akan langsung berangkat. Atau ketika ku balas sms sama mrs. Y “bentar lagi, ini udah mau berangkat”, jalan cerita nya pasti juga akan lain. Kenapa aku jelaskan ini? Ok. karena ku pikir dalam masalahku ini berhubungan dengan waktu (F(t)). Karena saat aku bertabrakan dengan bapaknya. Mr. X dan Mrs Y tidak berada di tempat kecelakaan. Mereka berada di tempat lain atau bisa saja mereka tlah sampai di ponpes. Berarti, kalau misalkan saja aku bareng mereka. Aku mungkin tak akan bertemu dengan bapaknya dan kecelakaan itu tak akan terjadi. Maaf, Ini cuman perhitungan secara sederhana. Meskipun aku bareng dengan Mr. X atau Mrs Y, Bisa saja aku akan bertemu dengan bapaknya pada waktu dan tempat yang sama (atau pada kondisi yang lain) dan kecelakaan itu tetap terjadi. Dalam masalah helm, kalau saja aku memakai helmku, pipiku tak akan tergores atau bisa jadi malah tambah parah. Semuanya hanya spekulasi, nyatanya aku kecelakaan dan mendapati luka seperti sekarang. Kita tak akan bisa lari dari takdir. Semuanya telah tersusun dan kita tlah diberikan tanda-tanda terhadapnya. Ketika semuanya terjadi, kalian boleh saja menangis tapi  jangan manja. resapi setiap detik waktumu. inilah indahnya kehidupan.

Hidup ini adalah pilihan. Dan dari pilihan itulah, apalagi pada saat-saat kritis, kita bisa mengetahui siapa diri kita sebenarnya

Manusia itu berbeda-beda, baik aku, kau dan dia. Jadi, Izinkan aku menyampaikan sebuah nasehat :

Kita saling mengerti karena kita seniman
saling menghargai karena kita budayawan
“  *dari seorang teman
dan karena kita agamawan(lebih-lebih santri), kita harusnya lebih bisa bertoleransi”.

Ahirul kalam : selamat berkendara.


Dimensi Tak Hingga © 2014