Wednesday, May 23, 2012

Aku ‘dihianati’ oleh sistem

Wednesday, May 23, 2012
Ah, betapa damai rasanya ketika shubuh kau sudah selesai mandi. Sisa paginya sebelum berangkat kuliah, kau bisa menikmatinya dengan damai, duduk di kursi, menyeduh kopi, dengerin musik yang mengalun dengan tenang dari laptop, juga sesekali melirik pada koleksi photo-photoku yang keren tapi membuat sedikit resah, dan satu lagi-oh, jangan ingatkan aku pada hal yang satu ini, ini ahir bulan sehingga aku tidak bisa ‘mengasapi’ kamarku di pagi-pagi belakangan ini, betapa dilema yang tertahan pada keronkongan dan mulut yang sedikit aga’ monyong ketika menghembuskannya. Mmh, sugguh nikmat-.

Terlelapas dari itu. Keadaan pagi yang sungguh diberkahi. Otak jadi tenang dan jernih. Keadaan batinpun beresonansi dengan indah. Berujung pada-aku sedikit malu mengatakannya- aku buka file mata kuliahku-yang jika itu sebuah buku, pasti sudah banyak debu di atasnya, pinggir-pinggir sampulnya sudah mengelupas akibat korosif karena dibiarkan tanpa perawatan selama bertahun-tahun, dan juga bisa dipastiakan bahwa lembaran-lembarannya pun sudah banyak yang lepas-. Dengan tenang, tanpa mengurangi khidmat di pagi itu, aku bisa belajar seperti-pinjam istilahnya 9gag.com- ‘like a sir’.

Ya, di pagi ini, keadaannya begitu nyaman. beberapa menit telah berlalu setelah ku aduk-aduk file mata kuliahku. Ya, beberapa puluh menit telah berlalu, tapi roda itu memang selalu berputar kawan! Setelah tenang, kemudian dengan sangat tiba-tiba tanpa pemberitauan sebelumnya(dalam masalah ini; pemberitauanny adalah bunyi yang disertai bau yang sedikit tak sedap itu).

Oh men, SHIT!, kenapa di waktu seperti ini. Sistem b*de*ah. Kenapa ga’ tadi saja ketika pergi mandi. Kenapa harus setelahnya. Sekarang aku sudah bersih dan harum-hm, hm, hm-. Sungguh ini keadaan mendesak yang tidak terhormat. Meninggalkan tempat nyaman ini demi tempat-yang kurang sopan jika dikatakan di depan umum-. Sialan, terlebih aku harus terbirit-birit setelahnya. Aku dihianati oleh sistem pencernaanku sendiri. Penghianat. Tak bisa lihat orang nyaman sedikit saja.

Ok. Fine. Sudah selesai. Ku lihat jam di hpku. Waktu masih menunjukkan 06.11. ya, masih ada banyak waktu untuk menikmatinya sampai jam 07.00. Mentari sudah terbit dan ku biarkan cahanya yang merah ke kuning-kuningan menerobos masuk lewat pintu kamarku-sekedar pemberitahuan, pintu kamarku menghadap timur-. karena kamarku lumayan berdebu, Cahanya semakin indah karena adanya efek tyndall. Ironi yang menyenangkan pada kamar yang tidak bersih.

Sesi ke-dua-pun di mulai. Meskipun moodnya sudah sedikit berkurang. Kulanjutkan kegiatan yang sempat tertunda tadi. Kopi-pun tlah habis sesaat sebelum pup tadi. karena ini adalah masa penghematan, aku tak membuatnya lagi. ya, satu gelas di pagi hari yang tenang sudah pantas. beberapa menitpun telah berlalu dengan tenang.


Oh men, SHIT! Kumohon, jangan lagi kawan. Ini sungguh lelucon yang tidak bagus, kejam dan kurang  tolerans karena menyita waktu tenang seseorang. AKU HARUS DUA KALI BOLAK-BALIK WC, TOILET, JAMBAN-atau istilah lain yang bisa lebih tidak sopan dari istilah-istilah tersebut; untuk tempat orang jongkok yang sesekali menghembuskan nafasnya dengan berat-. Sesudah mandi pula. Oh boy, ini sungguh tidak lucu. Pagi-ku yang tenang, bersih dan necis berahir tragis.  Dan semakin menjengkelkan ketika aku harus naik-turun tangga karena WCnya sudah pada diboking-. Ya, pagi tenangku berahir di tempat orang sering melamun. Lelucon yang kejam dan menyedihkan. Sistem penghianat.

Ok. Pup tahap ke-dua telah selesai. Kini saatnya aku berangkat kuliah. Dengan sedikit harap bahwa takdir akan berujung manis ketika ku ambil motorku. Tapi sampai ku injak gigi pertama dan kulajukan motor dengan pelan. Aku hanya bisa tersenyum pasrah dan getir.

ahirulkalam ; Selamat pagi kawan! bukankah pagi ini begitu indah...

Thursday, May 10, 2012

sebenarnya lebih licik daripada yang tertulis

Thursday, May 10, 2012

#tulisan ini kubuat untuk temen-temen se-angkatanku di D'09

Ada yang mengatakan bahwa dulu kita begitu dekat, melengkapi satu sama lain. Kalau tak mau dikatakan banyak, sedikitlah mampu mengobati rindu pada kelurga yang jauh disana. Mungkin ini juga yang menjadi penyebab ada yang mengatakan bahwa kita adalah keluarga keduanya.

Ada yang mengatakan bahwa teman-teman depag itu menyenangkan. Untuk di ajak ngumpul ataupun hanya sekedar ‘ngobrol’- karena dirasa tabu sehingga tidak kutulis gosip-. Seperti obrolan pada umumnya,  dimulai dengan basa-basi dan pasti berujung pada ‘obrolan’ lawan jenis. Aku kurang mengerti pembicaraanya seperti apa. Jadi aku tak bisa menyajikannya dalam bentuk dialog. Ah, dan sungguh memang remaja. Ketika di jalan bertemu dengan orang yang di obrolkan. Bukannya nyapa, tapi yang ada malah jaim mati-matian. Bukannya keliatan keren, yang ada malah keliatan aneh. “ni anak koq melengas terus. punya penyakit leher ya”.

ada juga yang mengatakan bahwa asrama- tempat dimana kita habiskan bersama pada tahun awal di ITS- seolah-olah milik kita, bukan karena kita telah lunas sewa malah sebelum kita mengenal asrama, bukan pula karena kita kisanak dan nyisanak yang dengan mudah mengalahkan sesepuh disana, tapi lebih karena keonaran yang kita buat bersama.

keonaran yang kupikir-dengan otak warasku yang masih tersiasa waktu itu- sudah lumayan kelewatan. karena aku lelaki, sebenarnya aku tak mau banyak omong. ah, sudahlah. Kau baca saja sampai tuntas apa yang ku tulis. Jadi, tak ada satupun kamar yang luput dari pengrusakan pada waktu itu, mulai dari yang mejanya gosong karena heaternya meledak, tumpukan putung rokok yang menggunung, kaca jendela pecah, kusen pintu kamar hancur, ranjang jebol, dudukan kloset hancur karena kejatuhan batu, engsel pintu lemari dan kamar mandi yang lepas, sampai juga oretan nama orang yang disukainya pada dinding kamar, di langit-langit ranjang dan pernah pula dituliskan di telapak tangannya. Hahaha, Betapa ini sudah ketinggalan jaman.
ketika kasmaran, Remaja kalau berhayal kadang memang sedikit ‘kurang sopan’. sebagai seorang laki-laki yang realistis dan rasional, sedikit kuberikan saran; kau pandangi berapa lamapun, orang yang kau suka tak mungkin tiba-tiba saja muncul dari tulisan itu. bukan karena aku tak percaya pada hal-hal mistis ataupun sebangsanya, tapi yang maksudku adalah : enyahlah sialan! kau takkan mendapatkannya, terima sajalah nasibmu itu. Berharap saja nanti ada keajaiban. Hmm, Betapa ini juga tlah mengantarkan pada kegelisahanku sendiri.

Dan sedikit yang membuatku heran, ternyata kegaduhan itulah yang membuat penjaga asrama begitu merindukan kita. ya, tak dapat disangkali pula, itu  jugalah yang menjadi pemicu perang sengit antara kita dengan pembesar-pembesar disana. Seperti perang-perang sebelumnya, semuanya dimulai dengan begitu tenang, pada ahir bulan juni yang cuacanya lumayan memanggang. Waktu itu sorenya lumayan cerah, angin mengalun pelan,  buah sawu kecil mulai memerah tua pada beberapa ranting di pelataran asrama... ya, ya, sampai disini saja  flashbacknya, karena bukan hanya itu tujuanku menulis ini.

tunggu dulu, jika boleh, aku juga ingin mengatakan, di waktu itu jugalah aku pertama kali bertemu denganmu... nyengir :D.

#Dua tahun telah berlalu dari masa itu
Betapun indahnya. Kita tak mungkin bisa mengambilnya lagi. Kau boleh bilang bahwa zaman tak mau bermurah hati. Memberikan sedikit kemampuannya agar kita sekali lagi mencicipi scene-scene indah di masa itu. Tapi kupikir, sudah cukup dengan keaadan yang sekarang. Yang tlah lalu tetaplah jadi kenangan. Kita tak boleh terlalu terikat pada yang tlah lalu.(1)

Dua tahun memang tlah berlalu. Kehidupan takkan pernah sama lagi. Alur kehidupan akan terus berubah. Seperti halnya dari mulai kita tiada-ada-tiada-ada-... -aku tak tau sampai kapan alur ini akan berahir-. Masing-masing dari kita pun juga ikut berubah. Setidaknya itu menunjukkan bahwa kita hidup di masa yang telah kita lalui itu. Karena kita sekarang adalah akumulasi dari semua aktifitas kita selama ini. Perubahan menunjukkan bahwa kita hidup dan apapun perubahan itu, sepatutnya kita mensyukurinya.

Kita memang tlah berubah. Dulu mungkin ada yang tak begitu mengenal, tapi sekarang malah seperti tak bisa dipisahkan. dulu ada yang dekat, mungkin sekarang aga’ merenggang. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Yang tanpa kita sadari mengubah pada pola pikir, ataupun perasaan masing-masing. (2)

#Menciptakan kenangan baru yang mungkin akan lebih indah
tapi  apakah dengan semua perubahan itu kita ingin benar-benar melupakan kenangan di waktu itu. lingkaran yang kita buat saat outbond. berjalan ke tempat matrikulasi Bersama-sama. Menghafalkan jawaban tes pengantar komputer di atas jembatan-soal yang waktu awal tes matrikulasi sungguh bikin pusing-. Jaim mati-matian. Menghabiskan sore di loteng. Baca komik sambil mendengarkan AV7. Bikin lelucon tentang rambut indah. Terkejut melihat tumpukan koran temen yang menggunung. Inspeksi ke kamar-kamar untuk mencari makanan dan minuman. mencret bareng. Atau sekedar melirik malu-malu di waktu makan dan ngumpul”.

Sial, ternyata bisa juga aku merayu seindah ini. jangan salah paham. aku mengatakannya bukan karena aku mendapatkan amanah sebagai pj jalan-jalan *Sebenarnya ada yang lebih pantas menerimanya, Agus faqot pj ahli jalan-jalan dan maha guru Samir Sat yang tak diragukan lagi kemampuannya*, sehingga mau tidak mau aku harus sedikit ‘licik’ untuk mengajak kalian.

Ok. Ini dia yang ditunggu-tunggu.
“Undangan tertutup, di tujukan kepada segenap anggota D ’09. Akan dilaksanakan sebuah sayembara untuk menentukan siapa yang benar-benar pantas menyandang gelar laki-laki sejati ataupun perumpuan pemalu . dengan syarat : ah, ini bukan ahliku. Kita langsung saja. pada
·         Tempat            : jogja atau Batu.  
·         waktu              : insyaAllah akan dilaksanakan saat liburan pada tes SNMPTN
·         kendaran         : bawa ojek sendiri-sendiri.
silahkan mengambil formulir pendaftaran di kantor bersangkutan. Atau ketik sms dengan format. Ukuran sepatu-lajang/nikah-ahli dalam bidang apa. Cp Adam lzd: 085733285439. Jika ada komplain pada tempat, waktu atau kendaraan. Silahkan cp nya diteror sendiri. Serius.”

Ya aku tau, karena yang mengajak adalah aku, mungkin yang nanti kalian lakukan adalah kebalikannya. satu persatu keluar dari grup, kemudian secara apatis, sendiri-sendiri pergi jalan-jalan dengan jalan kaki, atau yang merasa punya wewenang untuk mengubah nama grup di fb, yang dari D 09 berubah menjadi W 06. Ok ga’ lucu, tapi tetap saja jangan ketawa, karena bukan itu tujuanku menulis ini.

Yah, tapi jika kalian mau sedikit tidak banyak omong dan menuruti ajakanku. ketika nanti diperjalanan kebetulan ada lanscape yang bagus, dengan senang hati aku mau photo bareng dengan kalian. Jangan salah paham(lagi), bukan karena di lain waktu aku akan menolak ketika diajak photo bareng. Tapi, kupikir itu akan membantu kalian, ketika aku sudah jadi bintang terkenal, kalian pasti akan sangat kesulitan hanya untuk photo bareng denganku. Jadi, cukuplah kalian memandangi photoku yang pada waktu itu dengan sedikit gelisah.

Ya, ya, cukup dengan bunga-bunganya. sekarang aku ingin mengajak kalian diskusi. Sebenarnya, kadang aku berpikir bahwa hal ini kurang pantas untuk dibicarakan. Tapi karena waktu jalan-jalan sudah mepet. Jadi aku harus cari akal untuk mengajak kalian semua agar ikut. di tulisan di atas sudah aku beri no. Apa sebenarnya yang ingin kubahas.

Mulai dari Point (1) :
jangan terjebak di dalam masa lalu. Hanya karena waktu yang kita lalui dulu sangat indah,  kemudian melupakan bahwa sekarang  kita juga hidup. Lepaskanlah yang telah lalu. Buatlah itu tetap sebagai kenangan. Jika mau, buatlah itu sebagai pelajaran. Kita masih ada esok, lusa dan seterusnya yang harus kita lalui. Dan mungkin saja yang menanti di depan akan lebih indah.

Point (2)
Perasaan itu seperti biasan cahaya pada titik-titik air sesaat setelah hujan. Seperti aurora yang melukis langit malam. Berwarna-warni dan indah. Tapi juga seperti halnya putaran dadu pada meja casino. Kita benar-benar tak mengerti akan mendapatkan apa. “Sekarang merah bisa saja sedetik kemudian menjadi abu-abu”.

Pemikiran itu seperti anak kecil yang melompat dengan riang ketika bermain ‘engkle’. Seperti jalinan bintang di tatanan semesta. Bisa juga seperti ruang gelap pada gedung kosong.  Menyegarkan, rumit dan kadang begitu suram. Tapi juga seperti halnya saat melepaskan anak panah pada sasaran yang jauh. Pada gelap dengan penerangan yang tak memadai. Kita tak mengerti apakah anak panah yang kita lepaskan mengenai sasaran, melenceng atau malah terkulai jatuh di lintasan. Tak peduli sebaik apapun kita mengasah keterampilan memanah kita atau sebagus apapun peralatan yang kita pakai. Wah, wah, sepertinya bahasanya terlalu membingungkan, dengan kerendahan hati agar  tidak dianggap hanya untuk pamer dan memuaskan hasrat seniku pribadi. Kujelaskan saja dengan gamblang. Maksudku; Kita masih bisa berpotensi salah, meski sepintar apapun kita. Sebejubel apapun isi kepala kita. Sekuat apapun analisis kita.
           
           “apa yang kita anggap baik mungkin itu buruk bagi kita, apa yang kita anggap buruk mungkin itu yang lebih baik untuk kita”.

Point (3)
Kebutuhan sosial: Tiap individu saling berinteraksi antara satu sama lain. Menciptatakan sebuah tatanan sosial yang kemudian disebut Masyarakat. semua aktivitas itu sendiri didasari oleh kebutuhan untuk berkomunikasi sebagai mahluk sosial. Dan sangat wajar jika yang dicari pada ahirnya adalah ‘kenyamanan’. Kenyamanan ketika memenuhi kepentingan, Kenyaman ketika saling bercanda, kenyaman untuk bisa berkeluh kesah saat gundah, atau hanya sekedar Kenyamanan untuk menyapa ketika di jalan. Dan ini juga tak bisa dipungkiri terjadi pula pada teman-teman di 09. Dan seperti yang kusebutkan di atas, kita tlah berubah. Ada waktunya ketika kenyamanan itu berubah menjadi sesuatu yang asing bagi kita, kemudian mencari kenyamanan di tempat yang lain. Itu adalah hal yang sangat lumrah.

Lebih jauh lagi, sebenarnya aku juga tak begitu tau kenapa kita menjadi sedikit renggang. Tapi biarkan juga aku mengatakan ini. Seperti yang tak lama ini ku baca di wiki. Pada setiap tatanan sosial akan selalu ada yang minoritas dan mayoritas. Dan Akan ada salah satu dari kondisi sosial tersebut yang lebih ‘dominan’ atas yang lainnya. Bisa saja yang mayoritas atau bisa juga yang  minoritas. Dan ini terjadi tidak terkecuali dalam tubuh 09 sendiri. Disni, maksudku bukan dominan dalam politis, kekuasaan ataupun padanan dari kedua istilah tersebut, tapi lebih sopannya kita sebut saja yang lebih dominan dalam ngumpul-ngumpul, koment di fb, ok. dan lain-lain. Kenapa bisa terjadi ke-Dominanan disini juga didasari beberapa hal, mulai dari hal yang sepele sampai hal yang lebih sensitif.

Lagi-lagi. Sebenarnya aku tak ingin mengorek lebih jauh lagi. Tapi biar apa yang kumaksud jadi jelas. Mari kita lanjutkan. Dan jika boleh menyombongkan diri. Sialan, Kemungkinana besar Ini adalah kesimpulan dari beberapa puzel di atas kawan. Ahirnya terkuak juga misteri pembunuhan berantai itu. ok. Fokus. Perasaan, pikiran, kenyamanan dan dominan. Kata-kata ini sepertinya yang akan sering terulang;

          Seperti yang kusebutkan di atas. Dominan didasari beberapa hal. Kita mulai dulu dari hal yang sepele. Perasaan nyaman yang menghadirkan ‘candaan’, bisa di forum nyata ataupun di maya. Dengan candaan itu kita dapat mempererat hubungan. Membuat orang lain merasa nyaman berada disekitar kita. Tapi candaan itu bisa juga berefek sebaliknya, kadang kita terlalu asyik dengan ‘candaan’ kita sendiri, berpikir bahwa orang lain mungkin juga ikut tertawa, kadang dengan sedikit ‘cuek’ mengacuhkan bahwa yang lain mungkin ada yang merasa risih ataupun tak ‘mengerti’ dengan candaan kita,  sehingga merasa diacuhkan. Ahirnya, pada kondisi yang sudah akut. Yang merasa nyaman mengeluarkan banyak guyonan ataupun postingan sehingga terkesan men-dominasi. Yang merasa teracuhkan akan cendrung tak tampak, sehingga sama sekali menghilang dari pengedaran. Sedikit lebay ya. Ini pada kondisi yang akut. kondisi kita sendiri, aku tak tau masih di stadium ke berapa.

Kita berasal dari daerah berbeda-beda, dari ‘kebiasaan berbeda’ saat ditempa dipesantren. Ilmu yang berbeda-beda pula yang kita serap tiap harinya. Sehingga sedikit banyak berpengaruh pada pola pikir dan sikap kita dalam menentukan kebijakan yang kita ambil. Termasuk definisi menurut kenyamanan bagi diri sendiri. Jadi, akan sangat kurang bijaksana ketika ‘memaksa’ orang lain harus bersama dengan kita terus. Apalagi karena berpikir ‘kelompok’ kita lebih baik. Berasumsi bahwa dengan kita mereka mendapatkan kenyaman. –jika kau menyadarinya dari tulisanku,  betapa aku memang bukan tipe-tipe sosial-. tapi,,, -kulanjutkan tapinya dibawah.

Jadi apa yang kita dapatkan dari ke-tiga point itu untuk solusinya ; ya, sesimpel itu. jangan terlalu ‘serius’ bergantung pada perasaan dan pikiran. Seperti semua hal yang ada positifnya, keduanya itu juga ada negatifnya. Jadi, ah ini jauh lebih simple lagi. tetap berinteraksi satu sama lain. Meskipun mungkin akan ada sedikit rasa grogi ketika ngumpul, being useless, tak enak sendiri atapun bukan disini tempatku. Kau tau, terkadang hanya perlu membuang sedikit ‘kehormatan’ kita untuk bisa memahami dan membuat orang lain tidak terlalu ‘kawatir’ dengan kondisi kita. Untuk memulainya, kau bisa mencuci bajuku yang kotor. Jadi,  kulanjutkan tapi yang di atas ;

tapi, Apakah dengan semua pebedaan itu kita benar ingin melupakan kenangan di waktu itu. kita pernah bisa melalui satu tahun, atau dua bulan bersama waktu matrikulasi. Sekedar membiarkan temen bikin gaduh lagi dikamar, berisik sehingga membangunkan tidur hanya untuk membaca koran. Atau mengasapi kamar dengan asap rokonya lagi. Tak apa kan? Untuk membuat kenangan baru yang mungkin akan lebih indah”.

#penutup
Aku manusia dan seperti anak muda pada umumnya yang lebih suka menyombongkan diri ketimbang merendah. Lebih suka membuat argumennya membenarkan diri sendiri ketimbang memberikan pemahaman. Kalian boleh sama sekali melupakan apa yang ku tulis ini. Tapi jika kalian ingin sedikit berbaik hati, mengingat perjuanganku menulis ini menghabiskan beberapa jam di depan layar laptop. Jadi, Diam sialan! Turuti saja apa yang aku tulis ini.

Meskipun tulisanku sedikit ngalur ngidul. Muter-muter dan ada yang terkesan ambigu. Aku sepenuhnya mengerti, mungkin sebagian dari kalian-kalau tak mau dikatakan sepenuhnya-  tak mengerti apa yang ku tulis, untuk tulisan yang bermakdsud humoris, kata-katanya memang sedikit sulit untuk dipahami. Aku tentu saja tak mau menyalahkan kalian karena itu. Sepenuhnya sadar. Kita beda maqom. Itu saja. Hahaha, boy and girl, jika dari kalian ada yang masih belum tau identitas sebenarnya diriku. Ok. Kuberitaukan. Ini rahasia. Rahasia besar yang mampu menggemparkan dunia. Tapi Biar semuanya kelihatan jelas, aku harus mengatakannya. Sini sini mendekat  ; aku lelaki sejati yang sangat keren dan sedikit complicated. ya sesimple itu. jadi mohon dimaklumi jika tulisanku di atas kewajaran pada umumnya.

setiap orang punya perannya masing-masing. Ada yang mampu menulari sekitar dengan bicaranya, ada juga yang mampu menulari sekitar dengan sikapnya, mampu menulari sekitar dengan diamnya, ada yang ekstrovert ataupun introvert, ada pula, ok, dan lain-lain. Dan jika kalian tak keberatan, kalian boleh mengatakan bahwa peranku adalah penulis yang mampu menulari sekitar dengan tulisannya. Jangan dianggap lucu. Aku serius.

Ahirulkalam : betapa rindu pada kaliaan ini begitu menyesakkan. Kalau ini, kalian boleh menganggapnya lelucon. Ckakakakakaka... ga’ lucu ya...


Dimensi Tak Hingga © 2014