#tulisan ini kubuat untuk temen-temen se-angkatanku di D'09
Ada yang mengatakan bahwa dulu
kita begitu dekat, melengkapi satu sama lain. Kalau tak mau dikatakan banyak,
sedikitlah mampu mengobati rindu pada kelurga yang jauh disana. Mungkin ini
juga yang menjadi penyebab ada yang mengatakan bahwa kita adalah keluarga
keduanya.
Ada yang mengatakan bahwa
teman-teman depag itu menyenangkan. Untuk di ajak ngumpul ataupun hanya sekedar
‘ngobrol’- karena dirasa tabu sehingga tidak kutulis gosip-. Seperti obrolan
pada umumnya, dimulai dengan basa-basi
dan pasti berujung pada ‘obrolan’ lawan jenis. Aku kurang mengerti
pembicaraanya seperti apa. Jadi aku tak bisa menyajikannya dalam bentuk dialog.
Ah, dan sungguh memang remaja. Ketika di jalan bertemu dengan orang yang di
obrolkan. Bukannya nyapa, tapi yang ada malah jaim mati-matian. Bukannya
keliatan keren, yang ada malah keliatan aneh. “ni anak koq melengas terus.
punya penyakit leher ya”.
ada juga yang mengatakan bahwa
asrama- tempat dimana kita habiskan bersama pada tahun awal di ITS- seolah-olah
milik kita, bukan karena kita telah lunas sewa malah sebelum kita mengenal
asrama, bukan pula karena kita kisanak dan nyisanak yang dengan mudah
mengalahkan sesepuh disana, tapi lebih karena keonaran yang kita buat bersama.
keonaran yang kupikir-dengan otak
warasku yang masih tersiasa waktu itu- sudah lumayan kelewatan. karena aku
lelaki, sebenarnya aku tak mau banyak omong. ah, sudahlah. Kau baca saja sampai
tuntas apa yang ku tulis. Jadi, tak ada satupun kamar yang luput dari
pengrusakan pada waktu itu, mulai dari yang mejanya gosong karena heaternya
meledak, tumpukan putung rokok yang menggunung, kaca jendela pecah, kusen pintu
kamar hancur, ranjang jebol, dudukan kloset hancur karena kejatuhan batu, engsel
pintu lemari dan kamar mandi yang lepas, sampai juga oretan nama orang yang
disukainya pada dinding kamar, di langit-langit ranjang dan pernah pula
dituliskan di telapak tangannya. Hahaha, Betapa ini sudah ketinggalan jaman.
ketika kasmaran, Remaja kalau
berhayal kadang memang sedikit ‘kurang sopan’. sebagai seorang laki-laki yang
realistis dan rasional, sedikit kuberikan saran; kau pandangi berapa lamapun,
orang yang kau suka tak mungkin tiba-tiba saja muncul dari tulisan itu. bukan
karena aku tak percaya pada hal-hal mistis ataupun sebangsanya, tapi yang maksudku
adalah : enyahlah sialan! kau takkan mendapatkannya, terima sajalah nasibmu
itu. Berharap saja nanti ada keajaiban. Hmm, Betapa ini juga tlah mengantarkan
pada kegelisahanku sendiri.
Dan sedikit yang membuatku heran,
ternyata kegaduhan itulah yang membuat penjaga asrama begitu merindukan kita.
ya, tak dapat disangkali pula, itu jugalah yang menjadi pemicu perang sengit antara
kita dengan pembesar-pembesar disana. Seperti perang-perang sebelumnya,
semuanya dimulai dengan begitu tenang, pada ahir bulan juni yang cuacanya
lumayan memanggang. Waktu itu sorenya lumayan cerah, angin mengalun pelan, buah sawu kecil mulai memerah tua pada
beberapa ranting di pelataran asrama... ya, ya, sampai disini saja flashbacknya, karena bukan hanya itu tujuanku
menulis ini.
tunggu dulu, jika boleh, aku juga
ingin mengatakan, di waktu itu jugalah aku pertama kali bertemu denganmu... nyengir
:D.
#Dua tahun telah berlalu dari masa itu
Betapun indahnya. Kita tak
mungkin bisa mengambilnya lagi. Kau boleh bilang bahwa zaman tak mau bermurah
hati. Memberikan sedikit kemampuannya agar kita sekali lagi mencicipi
scene-scene indah di masa itu. Tapi kupikir, sudah cukup dengan keaadan yang sekarang.
Yang tlah lalu tetaplah jadi kenangan. Kita tak boleh terlalu terikat pada yang
tlah lalu.(1)
Dua tahun memang tlah berlalu. Kehidupan
takkan pernah sama lagi. Alur kehidupan akan terus berubah. Seperti halnya dari
mulai kita tiada-ada-tiada-ada-... -aku tak tau sampai kapan alur ini akan
berahir-. Masing-masing dari kita pun juga ikut berubah. Setidaknya itu
menunjukkan bahwa kita hidup di masa yang telah kita lalui itu. Karena kita
sekarang adalah akumulasi dari semua aktifitas kita selama ini. Perubahan
menunjukkan bahwa kita hidup dan apapun perubahan itu, sepatutnya kita
mensyukurinya.
Kita memang tlah berubah. Dulu
mungkin ada yang tak begitu mengenal, tapi sekarang malah seperti tak bisa
dipisahkan. dulu ada yang dekat, mungkin sekarang aga’ merenggang. Banyak faktor
yang mempengaruhinya. Yang tanpa kita sadari mengubah pada pola pikir, ataupun
perasaan masing-masing. (2)
#Menciptakan kenangan baru yang
mungkin akan lebih indah
“tapi apakah dengan semua perubahan itu kita ingin benar-benar
melupakan kenangan di waktu itu. lingkaran yang kita buat saat outbond. berjalan
ke tempat matrikulasi Bersama-sama. Menghafalkan jawaban tes pengantar komputer
di atas jembatan-soal yang waktu awal tes matrikulasi sungguh bikin pusing-.
Jaim mati-matian. Menghabiskan sore di loteng. Baca komik sambil mendengarkan
AV7. Bikin lelucon tentang rambut indah. Terkejut melihat tumpukan koran temen yang
menggunung. Inspeksi ke kamar-kamar untuk mencari makanan dan minuman. mencret
bareng. Atau sekedar melirik malu-malu di waktu makan dan ngumpul”.
Sial, ternyata bisa juga aku
merayu seindah ini. jangan salah paham. aku mengatakannya bukan karena aku
mendapatkan amanah sebagai pj jalan-jalan *Sebenarnya ada yang lebih pantas
menerimanya, Agus faqot pj ahli jalan-jalan dan maha guru Samir Sat yang tak
diragukan lagi kemampuannya*, sehingga mau tidak mau aku harus sedikit ‘licik’
untuk mengajak kalian.
Ok. Ini dia yang ditunggu-tunggu.
“Undangan tertutup, di tujukan
kepada segenap anggota D ’09. Akan dilaksanakan sebuah sayembara untuk
menentukan siapa yang benar-benar pantas menyandang gelar laki-laki sejati
ataupun perumpuan pemalu . dengan syarat : ah, ini bukan ahliku. Kita langsung
saja. pada
·
Tempat
: jogja atau Batu.
·
waktu : insyaAllah akan dilaksanakan saat
liburan pada tes SNMPTN
·
kendaran
: bawa ojek sendiri-sendiri.
silahkan mengambil formulir
pendaftaran di kantor bersangkutan. Atau ketik sms dengan format. Ukuran
sepatu-lajang/nikah-ahli dalam bidang apa. Cp Adam lzd: 085733285439. Jika ada
komplain pada tempat, waktu atau kendaraan. Silahkan cp nya diteror sendiri. Serius.”
Ya aku tau, karena yang mengajak
adalah aku, mungkin yang nanti kalian lakukan adalah kebalikannya. satu persatu
keluar dari grup, kemudian secara apatis, sendiri-sendiri pergi jalan-jalan
dengan jalan kaki, atau yang merasa punya wewenang untuk mengubah nama grup di
fb, yang dari D 09 berubah menjadi W 06. Ok ga’ lucu, tapi tetap saja jangan
ketawa, karena bukan itu tujuanku menulis ini.
Yah, tapi jika kalian mau sedikit
tidak banyak omong dan menuruti ajakanku. ketika nanti diperjalanan kebetulan
ada lanscape yang bagus, dengan senang hati aku mau photo bareng dengan kalian.
Jangan salah paham(lagi), bukan karena di lain waktu aku akan menolak ketika diajak
photo bareng. Tapi, kupikir itu akan membantu kalian, ketika aku sudah jadi
bintang terkenal, kalian pasti akan sangat kesulitan hanya untuk photo bareng
denganku. Jadi, cukuplah kalian memandangi photoku yang pada waktu itu dengan
sedikit gelisah.
Ya, ya, cukup dengan
bunga-bunganya. sekarang aku ingin mengajak kalian diskusi. Sebenarnya, kadang aku
berpikir bahwa hal ini kurang pantas untuk dibicarakan. Tapi karena waktu
jalan-jalan sudah mepet. Jadi aku harus cari akal untuk mengajak kalian semua
agar ikut. di tulisan di atas sudah aku beri no. Apa sebenarnya yang ingin
kubahas.
Mulai dari Point (1) :
jangan
terjebak di dalam masa lalu. Hanya karena waktu yang kita lalui dulu sangat
indah, kemudian melupakan bahwa
sekarang kita juga hidup. Lepaskanlah yang
telah lalu. Buatlah itu tetap sebagai kenangan. Jika mau, buatlah itu sebagai
pelajaran. Kita masih ada esok, lusa dan seterusnya yang harus kita lalui. Dan
mungkin saja yang menanti di depan akan lebih indah.
Point (2)
Perasaan
itu seperti biasan cahaya pada titik-titik air sesaat setelah hujan. Seperti
aurora yang melukis langit malam. Berwarna-warni dan indah. Tapi juga seperti
halnya putaran dadu pada meja casino. Kita benar-benar tak mengerti akan
mendapatkan apa. “Sekarang merah bisa saja sedetik kemudian menjadi abu-abu”.
Pemikiran
itu seperti anak kecil yang melompat dengan riang ketika bermain ‘engkle’.
Seperti jalinan bintang di tatanan semesta. Bisa juga seperti ruang gelap pada
gedung kosong. Menyegarkan, rumit dan
kadang begitu suram. Tapi juga seperti halnya saat melepaskan anak panah pada
sasaran yang jauh. Pada gelap dengan penerangan yang tak memadai. Kita tak
mengerti apakah anak panah yang kita lepaskan mengenai sasaran, melenceng atau
malah terkulai jatuh di lintasan. Tak peduli sebaik apapun kita mengasah
keterampilan memanah kita atau sebagus apapun peralatan yang kita pakai. Wah,
wah, sepertinya bahasanya terlalu membingungkan, dengan kerendahan hati
agar tidak dianggap hanya untuk pamer
dan memuaskan hasrat seniku pribadi. Kujelaskan saja dengan gamblang. Maksudku;
Kita masih bisa berpotensi salah, meski sepintar apapun kita. Sebejubel apapun
isi kepala kita. Sekuat apapun analisis kita.
“apa yang kita anggap baik
mungkin itu buruk bagi kita, apa yang kita anggap buruk mungkin itu yang lebih
baik untuk kita”.
Point (3)
Kebutuhan
sosial: Tiap individu saling berinteraksi antara satu sama
lain. Menciptatakan sebuah tatanan sosial yang kemudian disebut Masyarakat.
semua aktivitas itu sendiri didasari oleh kebutuhan untuk berkomunikasi sebagai
mahluk sosial. Dan sangat wajar jika yang dicari pada ahirnya adalah ‘kenyamanan’.
Kenyamanan ketika memenuhi kepentingan, Kenyaman ketika saling bercanda,
kenyaman untuk bisa berkeluh kesah saat gundah, atau hanya sekedar Kenyamanan
untuk menyapa ketika di jalan. Dan ini juga tak bisa dipungkiri terjadi pula pada
teman-teman di 09. Dan seperti yang kusebutkan di atas, kita tlah berubah. Ada
waktunya ketika kenyamanan itu berubah menjadi sesuatu yang asing bagi kita,
kemudian mencari kenyamanan di tempat yang lain. Itu adalah hal yang sangat
lumrah.
Lebih jauh lagi, sebenarnya aku juga tak
begitu tau kenapa kita menjadi sedikit renggang. Tapi biarkan juga aku
mengatakan ini. Seperti yang tak lama ini ku baca di wiki. Pada setiap tatanan
sosial akan selalu ada yang minoritas dan mayoritas. Dan Akan ada salah satu
dari kondisi sosial tersebut yang lebih ‘dominan’ atas yang lainnya.
Bisa saja yang mayoritas atau bisa juga yang
minoritas. Dan ini terjadi tidak terkecuali dalam tubuh 09 sendiri.
Disni, maksudku bukan dominan dalam politis, kekuasaan ataupun padanan dari
kedua istilah tersebut, tapi lebih sopannya kita sebut saja yang lebih dominan
dalam ngumpul-ngumpul, koment di fb, ok. dan lain-lain. Kenapa bisa terjadi ke-Dominanan
disini juga didasari beberapa hal, mulai dari hal yang sepele sampai hal yang
lebih sensitif.
Lagi-lagi. Sebenarnya aku tak ingin
mengorek lebih jauh lagi. Tapi biar apa yang kumaksud jadi jelas. Mari kita
lanjutkan. Dan jika boleh menyombongkan diri. Sialan, Kemungkinana besar Ini
adalah kesimpulan dari beberapa puzel di atas kawan. Ahirnya terkuak juga misteri
pembunuhan berantai itu. ok. Fokus. Perasaan, pikiran, kenyamanan dan dominan.
Kata-kata ini sepertinya yang akan sering terulang;
Seperti yang kusebutkan di atas. Dominan
didasari beberapa hal. Kita mulai dulu dari hal yang sepele. Perasaan nyaman
yang menghadirkan ‘candaan’, bisa di forum nyata ataupun di maya. Dengan
candaan itu kita dapat mempererat hubungan. Membuat orang lain merasa nyaman
berada disekitar kita. Tapi candaan itu bisa juga berefek sebaliknya, kadang
kita terlalu asyik dengan ‘candaan’ kita sendiri, berpikir bahwa orang
lain mungkin juga ikut tertawa, kadang dengan sedikit ‘cuek’ mengacuhkan bahwa
yang lain mungkin ada yang merasa risih ataupun tak ‘mengerti’ dengan
candaan kita, sehingga merasa
diacuhkan. Ahirnya, pada kondisi yang sudah akut. Yang merasa nyaman
mengeluarkan banyak guyonan ataupun postingan sehingga terkesan men-dominasi.
Yang merasa teracuhkan akan cendrung tak tampak, sehingga sama sekali
menghilang dari pengedaran. Sedikit lebay ya. Ini pada kondisi yang akut.
kondisi kita sendiri, aku tak tau masih di stadium ke berapa.
Kita berasal dari daerah
berbeda-beda, dari ‘kebiasaan berbeda’ saat ditempa dipesantren. Ilmu yang
berbeda-beda pula yang kita serap tiap harinya. Sehingga sedikit banyak
berpengaruh pada pola pikir dan sikap kita dalam menentukan kebijakan
yang kita ambil. Termasuk definisi menurut kenyamanan bagi diri sendiri.
Jadi, akan sangat kurang bijaksana ketika ‘memaksa’ orang lain harus bersama
dengan kita terus. Apalagi karena berpikir ‘kelompok’ kita lebih baik.
Berasumsi bahwa dengan kita mereka mendapatkan kenyaman. –jika kau
menyadarinya dari tulisanku, betapa aku
memang bukan tipe-tipe sosial-. tapi,,, -kulanjutkan tapinya dibawah.
Jadi apa yang kita dapatkan dari
ke-tiga point itu untuk solusinya ; ya, sesimpel itu. jangan terlalu ‘serius’
bergantung pada perasaan dan pikiran. Seperti semua hal yang ada
positifnya, keduanya itu juga ada negatifnya. Jadi, ah ini jauh lebih simple
lagi. tetap berinteraksi satu sama lain. Meskipun mungkin akan ada sedikit rasa
grogi ketika ngumpul, being useless, tak enak sendiri atapun bukan disini
tempatku. Kau tau, terkadang hanya perlu membuang sedikit ‘kehormatan’ kita
untuk bisa memahami dan membuat orang lain tidak terlalu ‘kawatir’ dengan
kondisi kita. Untuk memulainya, kau bisa mencuci bajuku yang kotor. Jadi, kulanjutkan tapi yang di atas ;
“tapi, Apakah dengan semua pebedaan itu
kita benar ingin melupakan kenangan di waktu itu. kita pernah bisa melalui satu
tahun, atau dua bulan bersama waktu matrikulasi. Sekedar membiarkan temen bikin
gaduh lagi dikamar, berisik sehingga membangunkan tidur hanya untuk membaca
koran. Atau mengasapi kamar dengan asap rokonya lagi. Tak apa kan? Untuk
membuat kenangan baru yang mungkin akan lebih indah”.
#penutup
Aku manusia dan seperti anak muda
pada umumnya yang lebih suka menyombongkan diri ketimbang merendah. Lebih suka
membuat argumennya membenarkan diri sendiri ketimbang memberikan pemahaman.
Kalian boleh sama sekali melupakan apa yang ku tulis ini. Tapi jika kalian
ingin sedikit berbaik hati, mengingat perjuanganku menulis ini menghabiskan
beberapa jam di depan layar laptop. Jadi, Diam sialan! Turuti saja apa yang aku
tulis ini.
Meskipun tulisanku sedikit ngalur
ngidul. Muter-muter dan ada yang terkesan ambigu. Aku sepenuhnya mengerti,
mungkin sebagian dari kalian-kalau tak mau dikatakan sepenuhnya- tak mengerti apa yang ku tulis, untuk tulisan
yang bermakdsud humoris, kata-katanya memang sedikit sulit untuk dipahami. Aku
tentu saja tak mau menyalahkan kalian karena itu. Sepenuhnya sadar. Kita beda
maqom. Itu saja. Hahaha, boy and girl, jika dari kalian ada yang masih belum
tau identitas sebenarnya diriku. Ok. Kuberitaukan. Ini rahasia. Rahasia besar
yang mampu menggemparkan dunia. Tapi Biar semuanya kelihatan jelas, aku harus mengatakannya.
Sini sini mendekat ; aku lelaki sejati
yang sangat keren dan sedikit complicated. ya sesimple itu. jadi mohon
dimaklumi jika tulisanku di atas kewajaran pada umumnya.
setiap orang punya perannya
masing-masing. Ada yang mampu menulari sekitar dengan bicaranya, ada juga yang
mampu menulari sekitar dengan sikapnya, mampu menulari sekitar dengan diamnya, ada
yang ekstrovert ataupun introvert, ada pula, ok, dan lain-lain. Dan jika kalian
tak keberatan, kalian boleh mengatakan bahwa peranku adalah penulis yang mampu
menulari sekitar dengan tulisannya. Jangan dianggap lucu. Aku serius.
Ahirulkalam : betapa rindu pada
kaliaan ini begitu menyesakkan. Kalau ini, kalian boleh menganggapnya lelucon.
Ckakakakakaka... ga’ lucu ya...