“Kita telah banyak sekali melakukan perjalanan, yang dipilih sendiri atapun yang dipilihkan. Tak ada cara untuk bisa mengulanginya, kecuali hanyalah perjalanan kenangan”
Sebentar lagi liburan
panjang selesai, liburan ramadhan di pesantrenku hampir dua bulan, jadi kira-kira
memang sudah dua bulanan aku kerjaannya cuman duduk dan melamun. Nah bercanda,
orang serius sepertiku ini tak ada waktu sedetikpun untuk hal-hal percuma. :v
Jika memikirkannya
sekarang, hal-hal yang terjadi kemarin, sebelum-sebelumnya seolah tak nyata,
secara umum maksudku, tidak hanya liburan kali ini saja, tapi kehidupanku
sampai sekarang. Apakah yang telah lalu itu memang tidak pernah terjadi? adakah
yang bisa membuktikan adanya hari kemarin? Kenangan?! ‘Cogito ergo sum’
hanyalah pembuktian adanya diri kita(aku), bukan orang lain, jadi kenangan itu bisa
saja hanya akibat dari pemikiran kita, imajinasi, bukan karena memang ada,
~pemilihan kata ‘kita’ dan ‘aku’ menjadi sesuatu yang membingungkan disini.
Dalam film matrix, kehidupan ini hanyalah data yang terus menerus di up-date ke
dalam pikiran seseorang yang sedang tertidur. Jadi kenyataan yang kita pahami
ini hanyalah kumpulan data-data pada mimpi seseorang, dan yang sedang tertidur
itu adalah aku, jadi kalian semua cuma data yang ada dalam mimpiku. Apalagi
dirimu, mungkin memang sangat tepat jika kau hanya disebut sebagai bunga mimpi.
Sebenarnya bukan
maksudku membahas film matrix, OOT. yang ingin diceritakan adalah bahwa
sebentar lagi aku akan balik ke pesantren, bukan hal yang menakjubkan, tapi
memikirkan para fans yang harap-harap cemas mengetahui perjalanan yang ku
lakukan sedikit berbahaya, sepertinya sedikit banyak aku perlu menceritakannya.
Aku balik ke pesantren
menggunakan motor, ya sendirian, jarak dari rumah-pesantren +- 283 km, kira-kira 6 setengah jam-an
perjalanan, biasanya bisa ku tempuh di bawah 6 jam-an, tanpa berhenti sebentarpun, kecuali untuk lampu merah. Karena
kekuatan sihirku ‘dragon slayer’, ketika naik kendaran umum sering mual-mual ga
jelas, jadi setiap pulang ke rumah, atau ada perlu di surabaya, aku lebih
memilih menggunakan motor. sudah belasan kali, dan sekarang sudah pada tahap ‘insensitif’,
perjalanannya terasa hampa, ya tampa kamu yang menemani memang terasa hampa. #mungkin
mulai sekarang aku harus mencoba memikirkan solusi alternatif, minum obat anti
mabuk misalkan.
Dengan perjalanan
selama itu di atas motor sendirian, secara teknis yang bisa dilakukan hanyalah
bengong, meskipun memang kadang ada hiburan seperti aliran kendaran yang banyak
di depan, menyalipnya di sela-sela sempit atau dengan fokus menunggu timing
yang tepat cukup bisa memberikan kesenangan, tapi pacuan adrenalinnya hanya
bertahan sebentar. meskipun keadaan seperti itu terjadi banyak kali, karena ini
jalur pantura, tapi itu tidak terjadi begitu sering. Padahal dibutuhkan hiburan
yang konstan, terus-menerus untuk menjaga pikiran tidak kesurupan di tengah
jalan. Kau tau, Aku juga tidak ingin tiba-tiba berada ditengah hutan! ban bocor
malam-malam dan mendengar bunyi cekikikan dibelakang motor sudah sangat cukup
bagiku.
Karena mengobrol
denganmu tidak memungkinkan, pilihan terakhir adalah mengobrol dengan otakku
sendiri, terlepas dari argumen logisnya yang kadang kali menghancurkan
kesenangan berfantasiku, otak adalah partner yang takkan bisa tergantikan,
24/7. Ya, kau bisa menyebutnya berpikir. Dialog kami kebanyakan topik-topik
para jones, artis siapa yang disukai, karena kejadian tidak diduaga akhirnya
saling jatuh cinta, lalu bahagia sepanjang masa. Keinginan kami memang tidak
muluk-muluk. Ketika saking asiknya, kadang bahkan sampai lupa bagaimana tepat
sebelumnya bisa menyalip beberapa kendaraan sekaligus. tidak mengherankan, itu
terjadi karena aktivitas di hippocampusku tidak menkonversinya ke memori jangka
panjang. Jadi ingatan/memori tentang bagaimana aku menyalip kendaraan-kendaraan
itu langsung ‘dibuang’ tepat ketika selesai. Artinya juga, bahwa fantasiku
lebih penting daripada caraku menghindari bahaya. #men, sepertinya aku harus
berhenti menonton jkt4*.
Tapi bohong jika ku
katakan bahwa semua waktu perjalanan dihabiskan berfantasi seperti itu, dengan
durasi 6 setengah jam-an, pastinya dibutuhkan beberapa ratus scene/adegan
mendetail untuk tetap mempertahankan alur ceritanya, dan aku masih belum sampai
ke tahap itu. So, memang tidak jarang aku memikirkan hal-hal serius juga, seperti
skema alur cerita naruto yang jenius, imajiansi one piece yang ga ada
mati-matinya, karakter houtarou oreki cool abis, pemikiran hikigaya hachiman
yang unik, dan sederet list anime/manga lainnya yang sudah dan yang ku
persiapkan untuk ditonton/dibaca. Hal-hal semacam itu memang butuh pemikiran
serius.
Sebenarnya perjalanan
pesantren-rumah(ataupun sebaliknya) tidaklah begitu buruk, jika aku berusaha
keras untuk mengehentikan kegiatan fantasiku, akan ada beberapa pemandangan dan
track yang lumayan menenangkan untuk
dilihat, seperti ribuan kilauan pantulan cahaya matahari pada air laut pada
waktu sore hari di sepanjang jalur pasir putih, juga pendaran mega merah waktu
matahari terbenam di track perbukitan
tepat ketika akan memasuki perbatasan situbondo-probolinggo. Kerlap-kerlip
jembatan Suramadu pada malam hari, dan sepenjang jalur di pulau madura menuju
kerumahku, tidak ada yang bisa mengalahkan senangnya perjalanan yang sebentar
lagi sampai ke kampung halaman. tapi
tidak ada yang ku potret. Kadang ada beberapa hal yang lebih baik dinikmati begitu
saja.
Sesuatu yang sangat
jauh adalah masa lalu: Imam ghozali. Ia(waktu) tidak akan pernah kembali.
No comments:
Post a Comment