Ini sebenarnya
kejadian yang sudah berbulan lalu, tapi sepertinya aku perlu menuliskannya.
tentu saja sebagai dokumentasi-mungkin nanti aku ingin mengenangnya lagi- dan
juga untuk ngebeki blog-ku.
Waktu itu malam senin. Tepatnya tanggal 10 juni
2012, jam 23.--. Aku sudah siap dengan ransel di punggung yang berisi semua
kebutuhanku. Jarkomnya : ngumpul di depan sakinah-toserba- jam 23.00. sebagai
PJ jalan-jalan yang ‘bertanggung jawab’, aku berusaha tiba di sana tepat waktu.
Tapi ternyata masih meleset beberapa menit. Ok. Tak ada yang protes, karena aku
yang pertama kali sampai disana. Beberapa menit pun telah lewat, kemudian
berpuluh menit, dan memang sudah perkiraan, yang membuatku menyalakan rokok
terus-terusan-sampai aku ‘kehilangan kendali’ saat menelpon sang Hoax
yang datangnya paling belakangan-, kami baru berangkat lebih dari 2 jam
dari persetujuan ngumpul.
Setelah
semuanya lengkap, dengan do’a khusuk seadanya dan kami semua menyamankan diri
di tempat duduk masing-masing. Kami pun mulai mengikuti rute ke pantai Bale
kambang. Inilah jalan-jalan bersama yang ke-3 D’09(sebutan untuk PBSB ITS ‘09),
dengan jumlah orang yang ikut cuman 24 orang-hampir 1/3 dari jumlah sebenarnya,
70 orang-. But, it’s ok. Yang penting berjalan lancar dan tidak begitu memberatkan
finansialku. Tapi kalau boleh jujur, tentu saja aku ingin yang lain juga ikut,
bukan karena aku sangat senang jika semuanya ngumpul, tapi yang ku pikirkan
hanya pada letak tanggung jawabku sebagai PJ-assek- dan itu akan membuktikan
pesonaku, jika semuanya ikut berarti aku sangat berhasil dalam ‘menghasut’
teman-teman yang lain dan juga menyangkut perencanaan anggaranya. jika semuanya
ikut, maka untuk iurannya akan jauh lebih murah. Yah, ahirnya di dalam bus aku
hanya bisa menenangkan diri-pembenaran diri yang halus- dengan memahami
bahwa teman-teman yang tak bisa ikut sudah punya agenda yang lebih penting dan
memang sepert itulah kondisi sosial pada umumnya.
Perjalanan
dari surabaya-balekambangnya lancar, bisa dibilang begitu. Sebenarnya di
awal-awal sempat kawatir karena memperkirakan sampai di pantainya sudah agak
siang, tapi karena bapak supir dengan sangat ‘mampu’ mengemudikan Busnya,
kekawatiranku banting setir pada keselamatan terhadap hidupku. Kekawatiran ini
datang tiba-tiba setelah bangun tidur, tepatnya ketika sudah mendekati Pantai.
Rutenya, tepat sebelum sampai di Bale Kambang memang menyenangkan,
berkelak-kelok, tanpa penerangan di sepanjang pinggir jalan, aspalnya sudah aus
disana-sini dan bersebelahan langsung dengan jurang. Aku hanya bisa melihat
kedepan dengan tatapan kosong. ah, yang ku kawatirkan sebenarnya cuman pada
kekerenanku. Aku masih belum menggunakannya dengan maksimal.
Temen-temen
cow’ yang lain masih tidur, yang cew’ aku kurang tau karena berada di deretan
kursi depan. leherku sudah lumayan sakit jika dilanjutkan untuk tidur lagi.
Jadi Ku putar mp3 sambil tetap mengamati ke depan. Bus melaju lumayan kencang
pada jalan lurus. Kondisi masih aman, tapi tiba-tiba Bus terbang, melayang di
udara, kemudian setelah beberapa detik membentur aspal lagi dengan
keras-jalannya turun satu tingkat-. Posisi Bus agak oleng ke kanan-aku hanya
bisa duduk terpaku di kursi, dengan adrenalin yang terpacu lepas-, bus masih
belum stabil dan sudah melewati batas aspal. tiba-tiba... semuanya aman terkendali,
bapak supir mampu mengendalikan Bus di saat-saat terahir. Tak ada kerusakan
parah, kecuali kejadian itu membuat teman-teman bangun semua. Dengan beberapa
ada yang sakit perut, bangun tidur dengan jatuh dari tempat duduknya, salah
seorang temanku-maha guru- sampai terbang ke depan karena duduk di deretan
kursi paling belakang, dengan sedikit pucat-untung saja rambutnya sudah
dipotong, aku tak ingin perjalanan yang ’agak’ tenang ini berubah jadi
laga-indosiar karena amarah jurus baling-baling rambutnya-. ada juga yang
cerita kemudian, dikira Busnya sudah mengalami kecelakan, soalnya dia melihat
seberkas cahaya ketika baru bangun-itu karena efek dari benturan, menurutku-.
banyak untungnya juga tidak tidur.
Kira-kira jam
05.00, kami sampai di pantai, jadi cuman 4 jam dari surabaya. Keuntungan
berangkat malam, tanpa harus terjebak macet, kami mampu meminimalisir jam
tempuh. Sebagian dari kami langsung turun dan menuju pantai. Keadaan masih
gelap, tapi laut sudah terlihat lumayan jelas, dengan deburan ombaknya di
kejahuan dan hembusan angin laut yang membawa aroma asin. ber wudhu’
menggunakan air laut, kami sholat di atas pasir-menggunakan alas-, sebagian ada
yang mencari tempat lain.
/* Pantai Bale
Kambang merupakan salah satu jejeran pantai selatan dan masih termasuk pada
teritori kabupaten malang, kira-kira 65 Km ke selatan dari kota malang. Kendaraan paling besar-menurutku- yang bisa
digunakan adalah Bus mini, ini dikarenakan jalan setelah melewati ... jalan
‘pas’nya hanya segitu-akan berbahaya jika ada 2 kendaran besar berpapasan-,
selain memang melalui perbukitan yang berkelak-kelok, sering bertepian dengan
jurang dan kondisi aspal di beberapa tempat sudah rusak parah. Kondisi yang sangat perlu perhatian seerti di pantainya juga Tapi
terlepas dari itu, pantai bale kambang adalah salah satu pantai yang harus
dikunjungi. Masih sangat alami, pantainya memanjang kira-kira 2 km dengan lebar
200 m. pasirnya putih dan bersih. Air lautnya juga bersih dan jernih, dengan
sesekali ombak bergulung tinggi di kejahuan. Ada tiga pulau terpisah dari
pantai yang terhubung oleh jembatan, tapi jembatan yang masih bisa dilalui
hanya satu, yaitu yang menghubungkan ke pulau Iswono yang terdapat candi dengan
ukiran digapuranya merupakan patung yang
...-ok, saya tidak mau banyak berkomentar tentang masalah ini- dan candi itu
masih digunakan-maaf, tidak punya perbendaharaan kata yang lebih sopan-
untuk menaruh sesajin atau untuk acara kerohanian. Menurut orang-orang, pulau
itu seperti replika tanah lot-nya Bali. Ntahlah, saya tidak tau tanah lot-nya
Bali seperti apa. Untuk pulau lainnya berupa pulau biasa dan jembatan yang
menghubungkannya sudah rusak-ini untuk pulau yang ke-2, pulau yang ke-3 saya
tidak melihatnya- dan disitu jugalah letak pesonananya, ada banyak juga burung
camar yang hinggap di atas jembatan. Menurut temen-temenku, mirip burung ...
yang biasa dilihat di acara discovery channel. */
Setelah lumayan terang. Kami jalan-jalan
menyusuri pantai, berenang di laut, ada juga 2 orang yang sok iye lari-lari di
pantai seperti adegan di film, menggoyang-goyangkan pinggul dengan sesekali
mengibaskan rambutnya . Tentu saja, siapa lagi kalau bukan si obsesi artis dan
teman ‘seksi’nya, kribo-obsesianak ayam, bisa dilihat dari perut seksinya-. anak suku tidak berpartisipasi kali ini-mungkin sedang
memperbaiki senjata ‘tolop’-nya-, tapi ada juga yang masih tidur, menurut
ummatnya yang paling setia, si semok-pria ‘seksi’ peminat politik yang
lari-lari kecil saja sudah membuatnya galau-, sang nabi kelelahan karena baru
turun mendapatlkan wahyu. kami disana kira-kira sampai jam 11.00. ada banyak
agenda yang kami lakukan.
●
baik
itu yang tidak direncanakan ; main gubrak selodor, teman-teman sepertinya mengalami sindrome
kehilangan ingatan sementara, dengan lepas mereka berteriak, lompat-lompat,
berlari kesurupan sambil berkelit agar tidak kena tangkap. Jika ada pialanya,
kupikir si imut yang pantas mengangkat trophynya. Ada juga teman-teman yang
minta dikuburkan di dalam pasir hanya untuk dianiyaya, malah si emosional
sampai dijadikan sesajin dan korban rajam. Aku tentu saja tak ikutan, aku pria
terhormat yang sudah dewasa, itu saja.
●
Dan
agenda yang direncanakan; main poker, yang satu ini jelas-jelas direncanakan.
Inilah arena dimana para pemuja wanita melakukan aksinya, si pinky dan si centil.
Lagi-lagi aku tak ikutan, tanpa taruhan itu bukanlah permainan pria dewasa.
Selain itu, ada juga permainan “menirukan teman”. peraturannya begini ; kertas
kecil diplintir dengan nama masing-masing teman angkatan. Tiap orang
mendapatkan giliran untuk mengambil kertas itu. yang sedang mendapatkan giliran
harus menirukan ciri khas dari nama(orang) yang tertulis di kertas yang sudah
diambilnya secara acak, teman-teman yang lain berusaha menebak itu siapa.
Permainan sederhana tapi seru. Apalagi saat kami bersama-sama bergoyang pinggul
ketika menirukan ciri hasnya the king of jedding, selain julukan itu, sangat
mungkin jika dia juga mendapat gelar si bokong pedas, hot men. Meskipun ada
juga temen-si pendiam- yang masih malu-malu dan perlu diseret saat maju ke
depan.
Ok, aku
sendiri ‘the snow cold’-julukan yang beralasan, indah dan dingin seperti salju,
itulah aku- ternyata melakukan agenda sendirian yang tidak direncakan. Itu
sungguh agenda yang patut di puja, Aku terjun bebas dari atas jembatan, amazing spiderman. Aku tak tau tingginya berapa. Itu adalah
waktu terlama aku berada di udara, malah saat berada di udara aku sempat
berpikir “wah, kenapa aku masih belum sampai ke bawah juga”. Menarik. Menurut
psikoanalisisnya Freud, aku pasti dianggap melakukan perbuatan itu karena
kondisiku sudah tak lagi mampu menahan tekanan kekerenanku, kebutuhan orang
lain terhadapku dan sederet stress yang diderita oleh para idola pada umumnya.
hmm, masuk akal. kalau menurut Allan + Barbara Pease, itu terjadi karena memang
susunan otak biologisku sebagai laki-laki. Ada kecendrungan untuk melakukan
hal-hal mengagumkan semacam itu. hmm, hmm.
Menggunakan
teori yang manapun tak masalah bagiku, meskipun saat jatuh aku seperti orang
kebingungan karena rencana pendaratanku yang mulus gagal. Rencananya aku akan
roll depan seperti master bela diri handal ketika mendarat, tapi aku tidak
mampu mengendalikan dengan baik momentumku menyentuh pasir, sehingga sesaat
setelah kakiku menyentuh pasir aku tejatuh kebelakang dengan pantat di bawah.
Ini dikarenakan pasir memang bukan pijakan yang bagus, apalagi untuk jatuh
bebas seperti itu. Alasan yang logis. Kalau saja itu tanah biasa, aku pasti
sudah pecah berantakan seperti di film kartun.
yah,
keselamatan yang patut disyukuri, tanpa kehilangan rasa banggaku dan membuatku teringat waktu kecil, dulu, aku
pernah melakukan hal yang sama dengan bergelantugan di atas pohon, mirip
tarzan, berayun-ayun kemudian meloncat ke bawah. Mengakibatkanku cedera dua
kali, yang pertama, sikut kiriku geser- terjadi saat masih belum sekolah- dan
yang ke-2, tangan kananku patah, di pertengahan pada tulang asta dan kering,
kejadian yang ke-2 itu membuatku takjub. Sambil menahan perih, aku membalikkan
tanganku berkali-kali. Eureka! Tanganku yang mulai dari tempatnya patah sampai
telapak tanganku tidak ikut berbalik, penemuan yang sungguh menakjubkan. Itu
terjadi ketika aku kelas 2 madrasah.
Bersambung...
Nb ;
sepertinya sudah jelas jika yang mendomisi isi cerita dan nama julukannya
adalah temen-temen cow’(tentu saja yang mendominasi adalah diriku). Memang
disengaja, tapi ini tak ada hubungannya dengan genderis. Hanya saja
mengantisipasi ‘penyalah artian’ jika aku membuat isi cerita ataupun lelucon
tentang yang cew’, Karena penyalah artian semacam itu telah sering terjadi,
dikarenakan kecendrungan menangkap dan cara berpikir masing-masing gender
memang berbeda. Jadi, Jika ada dari kalian yang membuat cerita yang berbeda,
apalagi dari yang cew’, aku akan meluangkan sedikit waktuku yang sibuk ini.
No comments:
Post a Comment